Jumat, 02 Oktober 2009

Puisi

Kritik untuk Birokrat dan Wakil Berdasi



Lihat !

Masih mungkinkah hati yang berisi ?

Saat logika sudah berbau terasi.

Saat nurani kian ter-erosi.

Di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi.



Lihat !

Dendang birokrat dan wakil berdasi..

Penuh sandiwara mengejar kursi.

Saat tikus sibuk pesta korupsi.

Kucing sedang giat pamer gusi.

Terbuai di empuknya jok mercy.



Lihat !

Gempita riuhnya demokrasi.

Menumbuhkan nurani yang semakin membesi.

Saat Rakyat butuh nasi.

Tapi justru di kremasi.



Sudah !

Ini bukan Demonstrasi.

Ini juga bukan atraksi.

Ini hanyalah puisi.

Dari hidup yang sesungguhnya mati .


Karya : Nora Fransisca

Kelas : XI IPA 7 / 34

Palembang, 4 Oktober 2009

Tema : Kritik terhadap Birokrasi

Tugas Puisi Bahasa Indonesia

KAMI DAN KAMU

Kami menumbuk padi dan kamu menikmatinya .

Karena kami hidup berhimpitan dari ruangmu yang berlebihan .

Sehingga kita bukan sekutu.



Kami dekil dan kamu gemerlepan.

Karena kami diam dan kami mengunci pintu.

Maka kami mencurigaimu.



Kami terlantar di jalan dan kamu memiliki keteduhan.

Karena kami kebanjiran dan kamu berpesta di kapal pesiar.

maka kami tidak menyukaimu.



Kami dibungkam dan kamu terus bicara.

Karena kami diancam dan kamu memaksakan kekuasaan.

maka kami bilang TIDAK kepadamu.



Kami tidak boleh memilih dan kamu bebas berencana .

Karena kami cuma bersandal dan kamu bersepatu mengkilap .

Karena kami harus sopan karena kamu punya penjara.

maka TIDAK dan TIDAK kepadamu.



Kami rakyat !!

Karena kami ingin budaya kami yang dulu !!

Maka kami mengharapmu !!





Karya : Nora Fransisca

Kelas : XI IPA 7 / 34

Palembang, 4 Oktober 2009

Tema : Krisis Budaya Bangsa